Ray Dalio Sebut Bitcoin Kini Sudah Diakui sebagai Mata Uang Global
Miliarder Ray Dalio menyebut Bitcoin (BTC) kini mulai diterima secara luas sebagai mata uang global. Ia menilai, keunggulan Bitcoin terletak pada pasokannya yang terbatas dan tidak mudah ditambah begitu saja. “Bitcoin kini muncul sebagai mata uang yang diterima secara luas di seluruh dunia, sebab memiliki pasokan yang terbatas,” tulis Dalio dalam sebuah unggahan di X yang berjudul How Countries Go Broke pada Januari lalu. Menurut Dalio, mata uang yang paling efektif adalah yang bisa digunakan untuk transaksi sekaligus menjadi penyimpan nilai kekayaan yang stabil. Ia menyamakan Bitcoin dengan emas dan perak murni sebagai jenis "uang keras" karena sifatnya yang tahan terhadap inflasi dan gangguan pasokan. Ia menambahkan, risiko terbesar dari suatu mata uang adalah jika nilainya bisa terus dicetak atau ditambah seenaknya. Dalam hal ini, Bitcoin justru dinilai unggul karena hanya memiliki total pasokan 21 juta keping, yang membuatnya langka dan semakin bernilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sebelumnya pada 2022, Dalio juga pernah menyarankan untuk mengalokasikan sekitar 2% dari portofolio investasi ke Bitcoin, selain emas, sebagai cara melindungi nilai kekayaan dari inflasi. Pandangan ini semakin memperkuat posisi Bitcoin sebagai alternatif yang sah terhadap kebijakan moneter yang dianggap tidak stabil.
This page may contain third-party content, which is provided for information purposes only (not representations/warranties) and should not be considered as an endorsement of its views by Gate, nor as financial or professional advice. See Disclaimer for details.
Ray Dalio Sebut Bitcoin Kini Sudah Diakui sebagai Mata Uang Global
Miliarder Ray Dalio menyebut Bitcoin (BTC) kini mulai diterima secara luas sebagai mata uang global. Ia menilai, keunggulan Bitcoin terletak pada pasokannya yang terbatas dan tidak mudah ditambah begitu saja.
“Bitcoin kini muncul sebagai mata uang yang diterima secara luas di seluruh dunia, sebab memiliki pasokan yang terbatas,” tulis Dalio dalam sebuah unggahan di X yang berjudul How Countries Go Broke pada Januari lalu.
Menurut Dalio, mata uang yang paling efektif adalah yang bisa digunakan untuk transaksi sekaligus menjadi penyimpan nilai kekayaan yang stabil. Ia menyamakan Bitcoin dengan emas dan perak murni sebagai jenis "uang keras" karena sifatnya yang tahan terhadap inflasi dan gangguan pasokan.
Ia menambahkan, risiko terbesar dari suatu mata uang adalah jika nilainya bisa terus dicetak atau ditambah seenaknya. Dalam hal ini, Bitcoin justru dinilai unggul karena hanya memiliki total pasokan 21 juta keping, yang membuatnya langka dan semakin bernilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sebelumnya pada 2022, Dalio juga pernah menyarankan untuk mengalokasikan sekitar 2% dari portofolio investasi ke Bitcoin, selain emas, sebagai cara melindungi nilai kekayaan dari inflasi.
Pandangan ini semakin memperkuat posisi Bitcoin sebagai alternatif yang sah terhadap kebijakan moneter yang dianggap tidak stabil.