Menurut laporan terbaru, pihak berwenang Israel baru-baru ini mengambil tindakan dan menangkap seorang penduduk Tel Aviv berusia 27 tahun. Pria ini dituduh melakukan kegiatan mata-mata, diduga memberikan informasi sensitif kepada lembaga intelijen asing, dan menerima Aset Kripto sebagai imbalan.

Diketahui bahwa tersangka ini dapat memperoleh sekitar 500 dolar AS setara dengan Aset Kripto setiap kali menyelesaikan satu tugas. Diperkirakan, total Aset Kripto yang berhasil dia kumpulkan melalui cara ini telah mencapai ribuan dolar AS. Badan keamanan Israel dan kepolisian Tel Aviv dalam sebuah pernyataan bersama mengungkapkan bahwa aktivitas tersangka termasuk memotret lokasi sensitif dan mencoret-coret slogan dengan maksud politik di tempat umum.

Peristiwa ini menyoroti risiko penyalahgunaan Aset Kripto dalam kegiatan ilegal, sekaligus mencerminkan dampak ketegangan geopolitik terhadap keamanan siber dan aktivitas intelijen. Baru-baru ini, sebuah kelompok peretas yang mengaku pro-Israel mengklaim telah menyerang sebuah bursa Aset Kripto Iran, menyebabkan kerugian sekitar 90 juta dolar AS bagi bursa tersebut. Kelompok itu menuduh bursa tersebut memiliki hubungan dengan dinas intelijen Iran.

Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan bahwa dalam lingkungan internasional yang kompleks saat ini, Aset Kripto semakin menjadi medan pertempuran baru bagi berbagai kekuatan. Pemerintah dan lembaga penegak hukum di berbagai negara menghadapi tantangan untuk mencapai keseimbangan antara melindungi keamanan nasional dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Pada saat yang sama, ini juga mengingatkan para pelaku industri Aset Kripto untuk lebih waspada terhadap potensi risiko keamanan dan risiko hukum.