Pasar Ethereum (ETH) baru-baru ini menunjukkan pergerakan yang dramatis. Setelah mengalami penurunan terus-menerus selama hampir dua minggu, harga ETH tiba-tiba rebound, dengan kenaikan harian mencapai 8,27%, sekaligus memulihkan penurunan 21% yang terjadi baru-baru ini. Pergerakan ini menarik perhatian luas di pasar.

Analis menunjukkan bahwa pola harga ini sangat mirip dengan skenario "Rebound setelah koreksi" klasik. Dalam konteks ketidakpastian makro yang semakin mereda, penurunan harga sebelumnya menciptakan peluang bagus bagi investor yang berpandangan jauh ke depan untuk masuk di harga rendah. Namun, perlu dicatat bahwa batas antara rebound jangka pendek dan terobosan jangka panjang sering kali tidak jelas. Para ahli industri percaya bahwa arah ETH selanjutnya kemungkinan besar akan menentukan keseluruhan tren di kuartal ketiga.

Yang patut diikuti adalah bahwa ETH saat ini mendekati area pasokan yang penting. Sebagai perbandingan, penurunan ETH baru-baru ini jauh lebih besar dibandingkan dengan Bitcoin (BTC). Dari titik tertinggi pada pertengahan Juni sebesar 2,878 dolar, ETH turun 26%, sementara BTC hanya turun 10,89% selama periode yang sama. Perbedaan ini menyoroti kinerja yang berbeda antara kedua mata uang kripto besar di pasar.

Data lebih lanjut menunjukkan bahwa ketika ETH turun di bawah 2.500 dolar, indikator net unrealized profit/loss (NUPL) untuk pemegang jangka pendek langsung jatuh ke zona penyerahan. Fenomena ini terjadi setelah harga ETH bergerak mendekati level tersebut selama hampir sebulan, menunjukkan bahwa investor jangka pendek mulai menutup posisi mereka selama periode pasar yang lemah.

Dengan harga ETH yang kembali di atas 2.500 dolar, suasana pasar tampaknya mengalami perubahan. Namun, investor tetap harus berhati-hati dan mengikuti perkembangan berikutnya untuk menilai apakah ini adalah sinyal pembalikan jangka panjang yang sebenarnya.